Dalam kutipan materinya, H. Huzaemah memandang pemilu sebagai sesuatu yang wajib dilaksanakan, baik sebagai warga Negara maupun ummat beragama. Menurutnya, konteks pemilihan pemimpin ini sebagaimana dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW ketika hendak bepergian secara berombongan, beliau menunjuk satu orang sebagai pemimpin atau ketua rombongan.
Hal tersebut merupakan suatu gambaran akan pentingnya kehadiran seorang pemimpin dalam sebuah kelompok. "Negara tidak akan terkelola dengan baik tanpa kehadiran sosok pemimpin" tuturnya.
Namun demikian menurut lulusan terbaik S3 UIN Alauddin Makassar tahun 2015 itu, dalam setiap pemilihan tentu ada perbedaan pandangan. Jika perbedaan ini tidak dimaknai dengan baik maka potensi perpecahan dan perselisihan akan semakin besar.
"Jangan karena perbedaan pilihan sehingga kita berselisih, saling caci dan saling serang sesama bangsa Indonesia. Kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai sipakatau, sipakalebbi dan sipakainge dalam kehidupan kita khususnya masyarakat bugis" tandasnya.
Di akhir paparannya, Kepala Kantor Kemenag Soppeng mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga lisan yang dapat menyakiti hati orang lain, apalagi sampai menjelek-jelekkan seseorang, karena hal tersebut adalah perbuatan yang dilarang oleh Agama Islam, pungkasnya.
Rakor ini sebelumnya dibuka oleh Bupati Soppeng H. Andi Kaswadi Razak dan dihadiri Forkopimda, jajaran TNI/POLRI, Ketua KPU, Ketua Bawaslu, Pimpinan SKPD, Kepala Desa/Kelurahan, serta Ketua/Pimpinan Forum se Kabupaten Soppeng. (afr)
Comments
Post a Comment