Kepala MTs. DDI Walimpong Mulyadi, S.Ag. M.M.Pd.I Saat Membunyikan Lonceng Istirahat di MTS. DDI Walimpong, Sabtu 16 Juli 2016.
Watansoppeng, (Humas_Kemenag)
– Lonceng adalah semacam benda yang dibunyikan untuk menentukan waktu
atau memberitahukan sesuatu. Benda tersebut kerap kali ditemukan di
sekolah untuk tanda pergantian jam pelajaran, istirahat, masuk kelas dan
pengumuman. Namun seiring berkembangnya tekhnologi komunikasi pada masa
modern ini lonceng sudah jarang digunakan di sekolah-sekolah karena
umumnya sudah menggunakan bel listrik.
Berbeda
dengan salah satu Madrasah Tsanawiah swasta yang ada di Desa Barae
Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng. “Teng…teng…teng” bunyi yang
berasal dari sebuah besi tua (Gardan Mobil) peninggalan kolonial Belanda
masih kental terdengar di MTs. DDI Walimpong sebagai tanda dimulainya Proses Belajar Mengajar (PBM), istirahat dan pergantian jam pelajaran. Lonceng tersebut merupakan saksi bisu perjalanan karir dan perkembangan di MTs. DDI Walimpong sejak dibangunnya pada tanggal 01 Agustus 1968 sampai saat ini.
Kepala MTs. DDI
Walimpong Mulyadi, S.Ag. M.Pd.I mengatakan bahwa lonceng yang digunakan
itu adalah gardan mobil tentara kolonial Belanda dan sudah ada di
Madrasah ini sejak dibangunnya pada 1 Agustus 1968 silam. “Sebenarnya
sudah banyak yang menegur karena masih menggunakan lonceng seperti ini,
namun kami enggan menggantinya dengan bel listrik karena lonceng
tersebut mempunyai nilai history yang sangat dalam bagi Madrasah ini.”
tuturnya kepada Humas Kemenag Kab. Soppeng, Sabtu 16 Juli 2016.
MTs. DDI
Walimpong terletak kurang lebih 35 kilometer dari pusat kota
Watansoppeng dengan medan yang cukup menguji adrenalin untuk menjangkau
madrasah tersebut apalagi pada musim hujan. Bagi orang yang ingin ke
Madrasah tersebut, harus melalui jalanan yang menikung dan menanjak
sejauh 10 kilometer dengan kondisi jalan yang belum teraspal, ditambah
lagi harus menyeberangi sungai menggunakan perahu. (afr)
Comments
Post a Comment