Watansoppeng, (Humas_Soppeng) – Ajaran Rasulullah ketika saudara kita tertimpa musibah, kita dianjurkan untuk melaksanakan taziah. Taziah dalam bahasa Arab adalah menyabarkan, sekaligus menghibur pihak keluarga yang ditinggalkan.
“Menurut Prof. Quraish Syihab, bahwa dari seluruh ujian Allah yang paling berat kepada manusia atau hambanya adalah kematian. Kenapa? Karena seorang atau keluarga yang meninggal itu tdak akan pernah kembali lagi kedunia untuk selama-lamanyanya. Tapi apabila kita mampu menerima musibah tersebut dengan penuh kesabaran maka Allah akan melimpahkan pahala yang tidak ada batasnya.
Secara garis besar, ujian yang diberikan Allah kepada manusia ada 2, yaitu Al-syar yang berarti, sesuatu yang buruk menurut kita. Sepertilah kematian, kebakaran dan banjir. Namun ujian ini harus kita hadapi dengan kesabaran dan jangan ada penyesalan. Sedangkan ujian yang kedua adalah Al Khair yang berarti kebaikan dan kenikmatan. Seperti usaha yang berhasil, pangkat yang tinggi dan lain sebagainya.
Berbicara masalah kematian, kita tidak perlu khawatir atau merasa was-was karena ada janji Allah dalam al-Qur’an yang mengatakan bahwa orang-orang yang selama hidupnya tetap beriman kepada Allah dan keimanan itu dibawa sampai mati, maka Allah akan menurunkan malaikat berbondong-bondong untuk mendampinginya. Dalam ayat ini, ada 3 tempat/waktu menurut penafsiran ulama, yaitu ketika sakaratul maut, ketika berada didalam kubur (alam barzah) dan ketika bangkit dari kubur”.
Hal tersebut disampaikan ust. KM. Mutaillah, S.Pd.I. M.Pd.I saat membawakan ceramah taziah atas berpulangnya ke Rahmatullah almarhum Swedi Banjar yang akrab disapa Bang Edy. Bertempat di Jalan Bakti, Kel. Bila, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, pada hari Kamis 31 Maret 2016 setelah shalat isya.
Hadir, Andi Mapparemma, SE,MM (anggota DPRD Kab. Soppeng), H. Abd. Latif Rahman (mantan Pengurus Baznas Kab. Soppeng) sebagai pemandu acara, H. Mappa (pengurus Baznas Kab. Soppeng), Nurhani Latif, (KM. Rustan, S.Pd.I., Iskandar, S.Ag., ustaz Salwing) ketiganya adalah pembina Pondok Pesantren Yasrib Lapajung, serta santriwan Pondok pesantren Yasrib dan segenap keluarga almarhum.
Kegiatan ini diawali dengan yasinan dipandu oleh Nasrullah khabar, salah satu santri Pontren Yasrib Lapajung dan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KM. Mutaillah, S.Pd.I. M.Pd.I. (afr)
alhamdulillah
ReplyDelete