Sudiang, (Humas_Soppeng) – Sebagai wujud dari integrasi DDI
setelah 17 tahun mufaaraqah (berpisah), maka diadakanlah Silaturrahim
dan Rapat Kerja Nasional Darud Dakwah wal Irsyad, Jumat, 15 Januari
2016, bertempat di Asrama Haji Sudiang Makassar dengan mengangkat tema
“menata masa depan DDI dalam semangat kebersamaan”.
Salah
satu rangkaian acaranya dengan diadakannya ramah tamah pada Jumat malam
dan dihadiri H. Aksa Mahmud (Owner PT.Bosowa), AG. Prof. Dr. H. M.
Faried Wadjedy, MA, (Pimpinan DDI AD Mangkoso) dan Dr. H. Ali Rusydi Ambo Dalle, MA (Pimpinan DDI),
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Prof. Dr. Muhammadiyah Amin, M.Ag, Kepala
Kanwil Kemenag Sul Sel H. Abd. Wahid Tahir, M.Ag, Kepala Kanwil Kemenag
Sul-Bar H. Muhding, M.Pd.I, Kasubdit. Ketenagaan Kemenag, Dr. H. Zain,
MA, Direktur PPS STAIN Pare, Prof. Dr. H. Abd Rahim Arsyad, MA, Para Kankemenag Kab/Kota, Para pengurus DDI, Kepala Madrasah, alumni, simpatisan DDI se Indonesia.
Dalam
laporannya, ketua panitia, Prof. Dr. Nurhayati Rahman, menyampaikan
bahwa kegiatan ini dimanage hanya 3 minggu setelah terbentuk kepanitian.
Tapi dengan keikhlasan dan kerja keras akhirnya acara ini dapat
terlaksana dengan baik, urai Guru Besar UNHAS ini.
Setelahnya,
penampilan puisi oleh Budayawan Indonesia asal Madura, D. Zamawi Imran
dan beliau memberikan inspirasi, bahwa saya bukan murid langsung gurutta
Ambo Dalle, tapi saya terinspirasi, setelah mengedit buku karangan
Nasruddin Anshari, Gurutta Ambo Dalle Sang Maha Guru, bahwa AGH Ambo Dalle tidak perintahkan orang lain berbuat baik, sebelum dikerjakan lebih dahulu.
Sedangkan sambutan Pimpinan DDI AD, AG. Prof. Dr. H. Faried Wadjedy, MA. bahwa yang dalami DDI
adalah ujian dari Allah swt. Merujuk kepada QS.Al-Ankabut ayat 2 dan 3,
bahwasanya, setelah seseorang beriman maka akan diuji, al Ulama adalah
khaadimul Ummah (Pelayan Umat), Mari kita, kembali ke mabda yang
didasari keikhlasan. Saya tidak ambisi kedudukan, masih ada pesantren
yang saya bina untuk pengkaderan ulama. Terima kasih kepada tim 9, hasil
kerja, buat rumusan AD ART panduan untuk menata DDI kedepan.
AGH. Faried, ditempatkan di majelis suyukh dan Dr. Ali Rusydi, sebagai Ketua Umum DDI pasca integrasi dan Insya Allah, besok pengurus baru dikukuhkan dan dihadiri Wapres RI. DDI lahir di Mangkoso tahun 1938 dan diakikah 7 februari 1947 di Soppeng. kalau ada yang tidak senang bersatunya DDI, berarti tidak cinta DDI.
Bengkalai umat harus diselesaikan, seperti teror bom sarinah dan
gafatar, faham radikal, dan liberal. Dua badan satu hati, as’adiyah dan DDI. Teladani keikhlasan gurutta Ambo Dalle.
Sambutan Ketua DDI, Dr. Ali Rusydi Ambo Dalle, bahwa DDI perlu pembenahan organisasi, perlu status hukum yang legal dari depdagri dan depkuham. Mari kita benahi organisasi DDI. Modernisasi dimulai dari hal yang terkecil seperti penempatan ketua kehormatan DDI, bapak Wapres orang yang profesional dan modern, jadi harus legal.
Dilanjutkan dengan penyerahan kunci kendaraan operasional PB DDI Dr.H.Ambo Dalle, pengurus DDI Kaltim dan Setelahnya, tampil pesulap, alumni DDI Kaballangang Pinrang, Muh. Ihsan, serta merancang pemutaran film AGH. Ambo Dalle.
Sementara dalam sambutan Pembina DDI, Aksa Mahmud mengatakan bahwa di DDI, biasakan penyebutan Anregurutta. Apresiasi integrasi DDI,
semoga jadi Asmara, Assakinah mawaddah warahmah. Organisasi besar,
pasti ada rintangan yang besar. Usaha pasti ada ruginya dan belajar
untuk sukses. Organisasi Muhammadiyah salah satu kelebihannya adalah
amal usahanya di bidang ekonomi.
Acara diakhiri dengan pembacaan doa oleh Prof. Rahim Arsyad. (a.akm/afr)
Comments
Post a Comment