Salotungo, (Humas_Soppeng) – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DIKMUDORA)
Kabupaten Soppeng melaksanakan peringatan maulid Nabi Muhammad Saw,
Senin, 11 Januari 2016, yang bertempat di Aula Kantor Dinas Dikmudora
Soppeng. Dihadiri Kepala Dinas Dikmudora H. Rusman, M.Si., para Pejabat
lingkup Dikmudora, pengawas, serta anggota Dharma Wanita dan Ust. KM.
Mutaillah, S.Pd.I. M.Pd.I sebagai penceramah hikmah Maulid, Ust. Hendra
Wirawan, S.Pd.I.(Alumni Pondok Pesantren Yasrib Watansoppeng) sebagai
Qari’.
Dalam Sambutannya, Kepala
Dinas Dikmudora menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak terkait
atas kerjasama yang baik sehingga terselenggaranya peringatan Maulid
yang sangat penting ini untuk mengingat dan menerapkan sifat-sifat
teladan Rasulullah demi memperoleh derajat Taqwa disisi Allah Swt.
Dengan
menghadiri peringatan maulid ini, kita membuktikan diri kita sebagai
hamba yang betul-betul mencintai Rasulullah dengan mempelajari dan
mengkaji sifat dan kepribadian Rasulullah dalam peringatan Maulid ini.
Menurut beliau, Maulid dengan pendidikan tidak boleh terpisahkan karna
pendidikan juga berasal dari Rasulullah karna banyak ayat dan hadis
mengenai pendidikan, ungkap H. Rusman.
Sementara
ustadz Mutaillah dalam ceramahnya menjelaskan bahwa Maulid Nabi
Muhammad Saw bukanlah suatu Syariat dalam Islam, atau suatu ketentuan
dalam Islam. Namun, Maulid Nabi Muhammad Saw bisa menjadi bentuk Syi’ar
dalam Menyiar’kan kehadiran Nabi besar Muhammad Saw beserta ajaran yang
dibawanya. Janganlah menyebut Maulid Nabi dengan sebutan ‘Perayaan’,
karena Perayaan dalam Islam hanya ada dua yaitu Hari Raya Idul Fitri dan
Hari Raya Idul Adha.
Namun Maulid
Nabi merupakan sebuah Syi’ar Peringatan atas lahirnya Nabi serta Rasul
Terakhir ke dunia ini sekaligus memberitahukan ke seluruh dunia
bahwasannya, Nabi dan Rasul yang terakhir yang telah diberitakan di
kitab-kitab terdahulu telah lahir 1400 tahun yang lalu di Jazirah Arab.
Sama halnya dengan Peringatan Maulid Nabi, maka sebuah kata “Peringatan”
juga pantas disematkan pada Peringatan Isra Mi’raj, Peringatan Nuzulul
Qur’an, dan Peringatan Tahun baru Islam.
Dalam
pelaksanaan sebuah perayaan hari raya, maka harus terfokus pada tanggal
1 syawal sebagai perayaan hari raya Idul Fitri dan tanggal 10
Dzulhijjah sebagai perayaan hari raya Idul Adha. Waktu tersebut tidak
bisa dirubah atau digeser ke waktu manapun. Itu tercermin dari shalat
Idul Fitri dan Idul Adha yang selalu dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal
dan 10 Dzulhijjah. Berbeda dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.
Peringatan Maulid Nabi sebagai bentuk Syi’ar kedatangan Nabi Muhammad
Saw bisa dilaksanakan sebelum dan sesudah 12 Rabiul Awwal. Bahkan diluar
bulan Rabiul Awwal pun, Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw sebagai
bentuk Syi’ar bisa dilakukan kapan saja sepanjang tahun.
Selamat
Memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw sebagai Bentuk Syi’ar yang
Menyi’arkan kehidupan Nabi Besar Muhammad Saw. Kalau bukan kita sebagai
umat Muslim yang menyiar’kan, lantas siapa lagi?Jadikanlah perbedaan itu
sebagai sesuatu yang indah, jangan saling menyalahkan dan menghujat
sesama muslim, terangNya.
Kegiatan ini diakhiri dengan penilaian lomba hias telur yang melibatkan Kepala Dinas Dikmudora sebagai dewan jurinya. (afr)
Comments
Post a Comment